Sastra dunia pernah mencatat kisah roman dua anak manusia, Laila dan Majnun, yang masing-masing terobesi perasaan, cita. Karena cinta yang sudah mendarah daging hingga keduanya saling 'tergila-gila'. Cinta adalah anugrah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
Tanpa cinta kita seperti ikan tanpa air, lemah dan pasti akan mati. Allah memberikan manusia cinta yang bersifat duniawi seperti cinta kepada harta, perhiasan, kedudukan, anak, dan istri. Kecintaan terhadap sesuatu yang bersifat materi ini digambarkan dalam Al-Quran,
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Ali Iman: 14)
Seseorang tidak dilarang mencintai dunia dan gemerlapnya. Justru kita patut mencintai orangtua, istri, anak-anak, dan kaum muslimin lainnya. Namun, sebesar dan sedalam apapun cinta kita kepada 'unsur duniawi' suatu saat pasti lenyap seiring dengan habisnya umur.
Karena itu cintailah dunia sewajarnya dan tidak berlebihan. Betapa banyak manusia yang melakukan perbuatan kotor dengan dalih cinta yang salah kaprah? Orang yang mencintai anak dan istrinya secara berlebihan tidak segan berbuat apa saja untuk membahagiakan mereka meski dengan jalan keliru. Orang yang sudah terlalu cinta harta akan menghalalkan segala cara meraih kekayaan.
Source : www.salingshare.com
0 komentar:
Posting Komentar